Laman

Rabu, 11 Mei 2016

Ada Apa dengan Cinta 2: 100% Baper

Halo, semuanya. Kali ini saya akan menggunakan bahasa Indonesia saja karena topik yang akan saya tulis malam ini Indonesia banget. Jadi sulit untuk menggunakan bahasa Inggris, ya sekali-kali istirahat. Halah.

Oke, jadi hari ini, karena tidak ada mata kuliah karena dosen-dosen harus melaksanakan acara pengabdian masyarakat di Temanggung, alhasil saya merasa sangat bosan di rumah. Karena saya hobi tidur (Ibu: "Tidur kok dijadikan hobi!"), sungguh hal yang tak wajar bagi saya untuk tiba-tiba berinisiatif pergi ke salah satu mall di kota saya untuk pergi ke bioskop.

Ya. Saya pergi ke bioskop. Sendirian. Seorang diri. Alone.

Perlu didramatisasi supaya lebih super.

Saya mengajak teman per-Kpop-an saya, Amma, untuk menemani saya menonton film Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC2) yang sudah tayang di bioskop-bioskop kesayangan Anda sejak 28 April 2016. Bioskop saja disayang, orang yang dari dulu mengagumi dari kejauhan tidak. #tsah

Sebenarnya saya ingin mengajak teman per-Kpop-an saya yang lain, kak Ciki, namun kak Ciki baru saja pergi ke bioskop yang sama dengan temannya sehari sebelumnya, namun dengan film yang berbeda. Teman sekelas saya juga tidak bisa, adik dan kakak saya juga menolak. 

Jadilah saya menghabiskan hari Selasa saya dengan Amma nonton AADC2.


Warning: spoiler! (Sedikit). Jadi, bagi yang belum menonton film ini, saya anjurkan untuk baca saja supaya ada kesibukan. Ciye yang harusnya membuat essay malah baca blog...

Perlu Anda tahu, saya tiba di mall pukul 13.00 WIB. Hari Selasa, salah satu hari sibuk, dan pukul 1 siang memang merupakan jam sibuk. Jadi, wajar saja jika saya heran ketika mendapati XXI penuh dengan orang-orang yang mengantri sampai tumpeh-tumpeh keluar area XXI itu sendiri. Luar biasa. Saya jauh-jauh datang ke XXI bukan untuk pulang dengan tangan kosong. Saya pun ikut antri dan mendapat tiket untuk 2 ekor sekitar 20 menit kemudian. 

Saya mendapat tiket pukul 13.40 WIB, dan jadwal tiket saya menunjukkan pukul 16.30 WIB. Harus menunggu 3 jam lagi demi film besutan Riri Riza ini. 

Jujur. Jujur sejujur-jujurnya orang jujur, saya belum pernah menonton seri pertama film ini. Hanya tahu plotnya saja dari teman-teman, itu pun juga setengah-setengah. Intinya: Rangga pergi ke New York meninggalkan Cinta dan mereka melakukan long distance relationship. 

Saya ini memilih AADC2 dibanding Civil War: Captain America karena; 1) Saya tidak pernah tahu jalan cerita Iron Man karena tidak pernah melihat filmnya, 2) Hanya ada 1 studio yang menayangkan Civil War dan saya yakin saya akan kehabisan tiket sebelum antri, 3) Alasan terpenting: Adanya Nicholas Saputra yang kembali memerankan Rangga dalam AADC2. Sungguh realistis sekali kau, Nuha. Sebagai wujud penyesalan saya karena saya baru sadar kalau Nicholas Saputra itu benar-benar tampan, alhasil saya memilih film ini.

AADC mulai tayang tahun 2002 dan seri kedua muncul tahun 2016. 14 tahun berlalu, Rangga apa kabar? Ini aku Cinta. Cinta Fitri.

Film ini dimulai dengan Cinta, yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo (bukan saya tentunya), sedang berbincang-bincang dengan teman-teman satu geng-nya, Maura, Karmen, Milly, bersama pasangannya masing-masing. Mereka bercanda ria dan membahas liburan mereka ke Jogjakarta. Saya suka film ini karena mereka seakan-akan melakukan acting secara natural dan tidak ada rasa canggung sama sekali. Penonton dapat merasakan atmosfer keseruan perbincangan mereka dan saya yakin Anda tiba-tiba akan merindukan teman-teman dan kolega Anda. Yang dulunya berantem karena sobat Anda hutang warteg, tiba-tiba rasanya mau mentraktir si sohib makan di warteg...



Jadi, saat di tengah-tengah film, layar bioskop tiba-tiba mati, air conditioner di dalam ruangan mati, dan semua lampu sorot menyala. Semua penonton yang ada di bioskop serentak kaget dan mulai terkikih. Saya ingat sekali ada Bapak-bapak yang berteriak di belakang saya, "Padahal saya bayarnya nggak nyicil, lho!"

Sejenak kemudian, tiba-tiba suara film kembali terdengar, namun layar masih tetap gelap. Lalu Amma yang duduk di samping saya mulai berceletuk sembari bercanda, "Lho kak ini bioskop apa radio kok suara doang,"

Saya dengan menahan tawa menjawab, "Wah iya ini Prambors ya?"

Amma kembali menimpali, "Eh enggak ya kak, ini tuh kita lagi ujian listening bahasa Inggris!"

Mungkin si operator tahu celotehan Amma, beberapa detik kemudian layar kembali berfungsi dan lampu sorot kembali padam. Kami pun lanjut menyimak adegan Rangga dan Cinta yang sedang meluruskan masalah mereka beberapa tahun silam.

Anda pasti tahu mini drama AADC2 Line tahun 2014 silam. Terdapat adegan dimana Rangga mengirim pesan Line kepada Cinta bahwa Rangga ingin bertemu dengan Cinta sekali lagi. Amma lagi-lagi berceletuk, "Wah harusnya Cinta bales Line Rangga pake sticker Tahilalats yang 'Anjaaaaay' terus Rangga bales pake sticker 'Tengkyu Bosqu'," BAGAIMANA SAYA TIDAK TERTAWA KERAS.

Apalagi Amma dengan lantangnya teriak, "Ah panas!" karena memang AC ruangan tidak berfungsi lagi sejak insiden layar mati beberapa menit lalu. Orang-orang yang duduk di samping dan di depan saya sontak menahan tawa dan sesekali melirik ke arah saya dan Amma.

Maafkan perilaku kami, kami memang selalu memberi komentar di setiap adegan yang muncul. Terutama tiap kali Rangga muncul di layar. Saya dan Amma tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata pujian untuknya.

"Rangga kenapa bajunya dimasukin ke celana!"

"Rangga kenapa diem aja ganteng,"

"Rangga nggak mandi seharian aja tetep ganteng,"

"Rangga gagah banget sih!"

"Rangga kok gagah banget!" (Lagi)

"Rangga bales Line aku!"

"Rangga aku adik tiri mu!"

"Rangga alisnya badai gils,"

"Ya Allah kak nggak kuat ganteng banget,"

Jika dipikir-pikir, 99% saya dan Amma mengomentari Rangga dan perannya dalam film itu. Saya tekankan disini, Rangga benar-benar kelewatan.

Kelewatan ganteng. Eya.

Dan lagi, film ini memang benar-benar membuat penonton merasa baper, feeling so emotional, KARENA RANGGA DAN CI NTA KEBANYAKAN NGEGOMBAL DAN SAYANGNYA SAYA TIDAK MEMPUNYAI PACAR SEORANG RANGGA. Apakah saya perlu lari ke hutan? Ataukah saya harus pecahkan saja gelasnya biar ramai?

Banyak sekali ucapan Rangga dan Cinta yang dapat dijadikan quote, karena memang Rangga sendiri hobi sekali menulis puisi. Tampar aku, Mas Rangga!

Salah satu kalimat yang saya ingat sampai sekarang ialah,

Kau yang panas di kening, kau yang dingin di kenang.


Rangga memang puitis sekali. Tolong carikan calon pacar seperti Rangga dan kirim ke alamat saya segera. No tipu. Saya juga ingat perkataan Cinta saat Rangga meminta maaf kepadanya, "Yang kamu lakukan ke saya itu bukan unfair lagi Rangga, yang kamu lakukan ke saya itu jahat!" atau saat Rangga dengan desperate-nya berkata, "Cinta, coba katakan pada saya bahwa kejadian di Jogja tidak berarti apa-apa buat kamu!"

Oh iya, film ini berdurasi 127 menit, sekitar 2 jam. Ber-plot ringan dengan dibumbui permasalahan dan konflik yang membuat Anda tetap merasa baper. Tiap detik baper. Ketampanan Rangga tidak akan membuat Anda merasa bosan. Tatap saja matanya yang jernih, dan alisnya yang super duper badai membuat perawakannya terlihat sinis dan tak acuh. Hentikan saya sekarang juga sebelum saya mendeskripsikan Rangga lebih jauh...

Tonton lah film ini!




Meme yang terakhir bikin gimana gitu, jujur saya tertawa terbahak-bahak. Jujur, saya dulu penggemar Sm*sh. Tapi itu dulu...

Gambar dan meme saya dapat dari Google! Jadi pure bukan milik saya. 

Oke, sampai jumpa!

SAMA-SAMA NAMPOL MBAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...